buku tamu

Bahasa Indonesia

01.00 |



LEGENDA

A. Pengertian Legenda
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci dan oleh yang empu- nya cerita sebagai suatu yang benar-benar terjadi dan juga telah dibumbui dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokohnya. Berbeda dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia, ada kalanya mempunyai sifat-sifat luar biasa dan sering kali juga dihubungkan dengan makhluk ajaib. Peristiwanya bersifat sekuler (keduniawian), dan sering dipandang sebagai sejarah kolektif. Oleh karena itu,  legenda seringkali dipandang sebagai ”sejarah” kolektif (folkstory).  Walaupun demikian, karena tidak tertulis maka kisah tersebut  telah mengalami distorsi sehingga seringkali jauh berbeda dengan  kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan  sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah maka legenda harus  bersih dari unsur-unsur yang mengandung sifat-sifat folklor.


B. Ciri-Ciri Legenda
Legenda merupakan cerita rakyat yang memiliki ciri-ciri, yaitu sebagai berikut.
1) Oleh yang empunya cerita dianggap sebagai suatu kejadian yang sungguh- sungguh pernah terjadi.
2) Bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Tokoh utama dalam legenda adalah manusia.
3) “Sejarah” kolektif, maksudnya sejarah yang banyak mengalami distorsi karena seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
4) Bersifat migration yakni dapat berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda.
5) Bersifat siklus, yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian tertentu, misalnya di Jawa legenda-legenda mengenai Panji.
C. Jenis-Jenis Legenda
Legenda dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu legenda keagamaan, legenda alam gaib, legenda perseorangan, dan legenda setempat.

1. Legenda Keagamaan
Legenda yang ceritanya berkaitan dengan kehidupan keagamaan disebut dengan legenda keagamaan. Legenda ini misalnya legenda tentang orang- orang tertentu. Kelompok tertentu misalnya cerita tentang para penyebar Islam di Jawa. Kelompok orang-orang ini di Jawa dikenal dengan sebutan walisongo. Mereka adalah manusia biasa, tokoh yang memang benar-benar ada, akan tetapi dalam uraian ceritanya ditampilkan sebagai figur-figur yang memiliki kesaktian. Kesaktian yang mereka miliki digambarkan di luar batas-batas manusia biasa.
Sebutan wali songo ada yang menafsirkan bukan berarti sembilan dalam arti jumlah, tetapi angka sembilan itu sebagai angka sakral. Penafsiran ini didasarkan pada kenyataan adanya para tokoh penyebar Islam yang lainnya. Mereka berada di tempat-tempat tertentu. Masyarakat setempat biasanya memandang tokoh tersebut kedudukannya sama atau sederajat dengan tokoh wali yang sembilan orang. Tokoh-tokoh tersebut seperti Syekh Abdul Muhyi,  Syekh Siti Jenar, Sunan Geseng, Ki Pandan Arang, Pangeran Panggung, dan lain-lain.

2) Legenda Alam Gaib
Bentuk kedua yaitu legenda alam gaib. Legenda ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran “takhyul” atau kepercayaan rakyat. Jadi, legenda alam gaib adalah cerita-cerita pengalaman seorang dengan makhluk-makhluk gaib, hantu-hantu, siluman, gejala-gejala alam gaib, dan sebagainya.
Contoh legenda alam gaib misalnya, di Bogor Jawa Barat ada legenda tentang mandor Kebun Raya Bogor yang hilang lenyap begitu saja sewaktu bertugas di Kebun Raya.Menurut kepercayaan penduduk setempat, hal itu disebabkan ia telah melangkahi setumpuk batu bata yang merupakan bekas-bekas pintu gerbang Kerajaan Pajajaran. Pintu gerbang itu, menurut kepercayaan penduduk setempat, terletak di salah satu tempat di kebun raya. Tepatnya tidak ada yang mengetahui. Oleh karenanya, penduduk disana menasihati para pengunjung Kebun Raya, agar jangan melangkahi tempat antara tumpukan-tumpukan batu bata tua, karena ada kemungkinan bahwa di sanalah bekas pintu gerbang kerajaan zaman dahulu itu. Jika kita melanggarnya, maka kita akan masuk ke daerah gaib dan tidak dapat pulang lagi ke dunia nyata.
Contoh lainnya yaitu kepercayan terhadap  adanya hantu, gendruwo, sundel bolong serta nyi blorong.

3. Legenda Perorangan
Legenda perseorangan merupakan cerita mengenai tokoh-tokoh  tertentu yang dianggap benar-benar terjadi. Di Indonesia legenda  semacam ini banyak sekali.misalnya Sabai nan Aluih dan Si Pahit Lidah dari Sumatra, Si Pitung dan Nyai Dasima dari Jakarta, Lutung Kasarung dari Jawa Barat, Rara Mendut dan Jaka Tingkir dari Jawa Tengah, Suramenggolo dari Jawa Timur, serta Jayaprana dan Layonsari dari Bali.

4) Legenda lokal/Setempat
Legenda lokal adalah legenda yang berhubungan dengan nama tempat terjadinya gunung, bukit, danau, dan sebagainya. Misalnya, legenda terjadinya Danau Toba di Sumatra, Sangkuriang (legenda Gunung Tangkuban Parahu) di Jawa Barat, Rara Jonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ajisaka di Jawa Tengah, dan Desa Trunyan di Bali.

Pengertian Roman

Roman adalah suatu jenis karya sastra yang merupakan bagian dari epik panjang. Dan dalam perkembangannya roman menjadi suatu karya sastra yang sangat digemari. Seperti yang dikemukakan Ruttkowski & Reichmann (1974 : 37) bahwa : “Der Roman hat sich seit den 16. Jahrhundert zur beliebigsten epischen Großform in der Prosa entwickelt.”
Sebagai karya sastra epik panjang, roman berisi paparan cerita yang panjang yang terdiri dari beberapa bab, di mana antara bab satu dengan yang lain saling berhubungan. Biasanya bercerita tentang suatu tokoh dari lahir sampai mati.
Kata roman sendiri berasal dari bahasa Perancis “romanz” abad ke-12, serta dari ungkapan bahasa Latin yaitu “ lingua romana”, yang dimaksudkan untuk semua karya sastra dari golongan rakyat biasa.(Matzkowski,1998:81).
Roman adalah suatu karya sastra yang disebut fiksi. Kata fiksi di sini berarti sebuah karya khayalan atau rekaan. Dengan kaitannya roman sebagai karya yang fiksi, Goethe mengatakan :
“Der Roman soll uns mögliche Begebenheiten unter unmöglichen oder beinahe unmöglichen Bedingungen als wirklich darstellen. der Roman ist eine subjective Epopöe, in welcher der Verfasser sich die Erlaubnis ausbittet, die Welt nach seiner Weise darzustellen” (Neis, 1981:13).

“Roman (seharusnya) mengambarkan peristiwa yang mungkin terjadi dengan kondisi yang tidak memungkinkan atau hampir tidak memungkinkan sebagai sebuah kenyataan. Roman adalah sebuah cerita subjektif, di dalamnya pengarang berusaha menggambarkan dunia menurut pendapatnya sendiri”.

Dari pengertian di atas dapat dittarik kesimpulan bahwa roman adalah sebuah karya gambaran dunia yang diciptakan oleh pengarangnya, yang di dalamnya menampilkan keseluruhan hidup suatu tokoh beserta permasalahannya, terutama dalam hubungan dengan kehidupan sosialnya.

Jenis Roman
Karya sastra yang akan dibahas oleh penulis adalah Bildsdungroman. Agar dapat memahami sebuah roman, kita harus bisa membedakannya dari roman-roman jenis lain. Roman diklasifikasikan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan pengutamaannya. Ruttkowski dan Reichman (1974 :23), mengatakan bahwa jika dalam sebuah roman lebih diutamakan penggambaran seseorang atau beberapa orang tokoh, maka roman itu disebut Figurenroman; atau penggambaran sebuah dunia, disebut Raumroman; atau pembentukan suatu tindakan yang menarik disebut Handlungsroman.
Berdasarkan penitikberatan cerita, roman dibagi dalam :
a. Roman Kriminal dan Detektif ( Krimi –und Detektivroman)
Sebuah roman kriminal menitikberatkan ceritanya kepada psikologi seorang penjahat, sedangkan dalam roman detektif lebih kepada teka-teki yang harus dipecahkan oleh detektif dengan kemampuan melacaknya.
b. Roman Petualangan ( Abendteuerroman)
Pada roman petualangan sang tokoh utama, baik sengaja maupun tidak sengaja terjebak dalam berbagai macam petualangan yang kebanyakan satu sama lain tidak berhubungan. Roman petualangan merupakan jenis sastra yang disukai pada segala zaman karena ceritanya yang menegangkan.
c. Roman Psikologi ( psychologischer Roman )
Dalam “Schüler Duden-Die Literatur” (1989:66) dijelaskan bahwa roman psikologi adalah jenis roman yang sedikit sekali menceritakan tentang perbuatan tokohnya, tetapi lebih kepada bagaimana keadaan batin tokoh. Pengarang lebih tertarik pada penggambaran kejiwaan dan karakter seorang manusia.

d. Roman Pencintaan (Liebesroman)
Dalam buku “Sachwörterbuch der Literatur” (Wilpert, 1989:513), dijelaskan sebagai berikut :
1. Bahwa dari segi bahan cerita, tema utama roman ini adalah percintaan zaman Romantik
2. Dalam artian yang lebih sempit, roman percintaan adalah jenis roman picisan (Trivialroman) untuk pembaca wanita, yang kebanyakan menyangkut sisi kepahlawanan wanita yang klise dan idealis dengan gaya bahasa picisan sampai kepada akhir bahagia yang tidak dapat dihindarkan dan tidak realistis(Wilpert, 1989:513).
e. Roman Hiburan (Unterhaltungsroman)
Roman ini dibuat untuk memuaskan keinginan para pembaca terhadap hiburan. Dibandingkan dengan yang lebih berkelas (gehobene Literatur), jenis roman ini tidak bercerita tentang perselisihan yang mendalam dengan permasalahan yang mengharukan seperti juga melalui bentuk-bentuk baru pada gaya dan penggambaran, agar tidak menyulitkan pembaca untuk mengerti jalan ceritanya. Kebanyakan roman ini berakhir dengan bahagia.
f. Roman Anak dan Remaja (Kinder-und Jugendroman)
Tema, bahan cerita, dan bentuk roman ditulis untuk anak dan remaja, dan biasanya terdapat aspek untuk menghibur, mengajar dan mendidik. Dalam roman ini biasanya disertai dengan dengan gambar ilustrasi yang bertujuan agar pembaca mudah memahami isi cerita yang disajikan. Prinsip dasar roman ini adalah adaptasi/asimilasi : kalimat – kalimat yang terdapat dalam roman harus disesuaikan dengan psikologi anak dan remaja.(Groschenek, 1979 :7)
g. Roman pendidikan (Bildsdungsroman)
Tema dan isi cerita dalam roman ini menitik beratkan pada perkembangan pendidikan tokoh utama dalam cerita. Oleh W. Dilthey roman ini disebut roman zaman klasik dan romantik. Pendidikan mempunyai arti “ kemanusiaan yang sempurna (vollendeter Humanität). Roman pendidikan dimaksudkan untuk roman yang bercerita tentang perkembangan kejiwaan dan karakter seorang manusia (1989 : 66).
Menurut Metzler Lexikon Literatur roman terbagi atas beberpa bagian yang besar yaitu berdasarkan materi, berdasarkan tema, berdasarkan teknik penceritaan, berdasarkan sasaran, dan berdasarkan tuntutan.
a. Roman berdasarkan materi (Roman nach Stoffen und dargestelltem Personal) : roman petualangan (Abendteuerroman), roman pahlawan (Ritterroman), roman kriminal (Kriminalroman), roman perjalanan (Reiseroman)
b. Roman berdasarkan tema (Roman nach Themen und behandelten Problemen) : roman percintaan (Liebesroman), roman pendidikan (Erziehungsroman), roman sosial (Gesellschaftsroman)
c. Roman berdasarkan teknik penceritaan (Roman nach dem Erzählverfahren) : roman orang pertama (Ich-Romane), Roman orang kedua (Er-Romane)
d. Roman berdasarkan sasaran (Roman nach dem Addresatten) : roman perempuan (Frauenroman), roman remaja (Jugendmädchenroman), roman anak-anak (Kinderroman)
e. Roman berdasarkan tuntutan (Roman nach Anspruch und Verfahrenweise) : roman picisan (Trivialroman), roman hiburan (Unterhaltungsroman)


1 komentar:

sabolajaemi mengatakan...

Best Online Slots 2021 ᐈ Claim Top Bonuses
Top 10 TOP 4 Slot Software Providers to Play · 바카라사이트 1. Playtech - Best Paying Slots Software Provider · 2. Microgaming - RTP-Free Jackpot Slots · 3. Red Dog Casino - Top What are 메리트카지노 the best slot games by NetEnt?What are the best online slots by NetEnt?

Posting Komentar